Archive for 2016

LUKA

Lihatlah dirimu.
Penuh luka dan terkulai membisu.
Apa mungkin seseorang mengambil hatimu lagi, dan lalu pergi begitu saja?
Kau tak pernah mau menjawabnya.
Apakah harus aku katakan jika seseorang lain juga menunggumu?
Kau pun juga tak peduli tentang itu.
17 Dec 2016
Posted by Unknown

ELEGI

Jika muara adalah pelabuhan air
Maka aku adalah kerikil di sungai.
Terkikis secara halus bagai pualam mentah.

Jalan pencinta adalah merana
Tidak elok jika tak di warnai amarah.
Balutan gulana menggantung lesu di balik serban.
Lalu kenapa banyak yang mencarinya?

Sekonyong-konyong datang serombongan Rindu.
Menghajar habis-habisan carikan memori.
Obat apa lagi selain jamuan sua?
Padahal bekasnya mulai bernanah.

Tetapi, entahlah, tak acuh saja.
Jejaknya dahulu ada disini mulai berpendar.
Apa pantas setersiksa ini?




Dea Yusuf
Sumber jaya, 14 Mei 2016
14 May 2016
Posted by Unknown

TERSENYUMLAH

Lihat bulan malam ini
Hampir sempurna,
Malam di sini amat dingin,
Hanya terdengar jangkrik bersautan.

Selagi kamu melihat bulan,
Aku mencuri pandang,
Warna matamu, hitam kecoklatan.
Agak kabur memang, tapi aku yakin bukan hijau kebiruan

Seperti itu, kamu masih bisu, sedari tadi
Aku bicara panjang lebar,
Tapi kamu seperti pendengar setia yang pikirannya melayang pergi
Tertiup angin

Pandanganmu kosong
Matamu menyipit
Seperti menahan berton-ton air mata yang ingin keluar

Aku mengerti
Bahuku akan selalu ada untukmu
Akan selalu menjadi tempat ternyamanmu
Menangisi dia yang berulang kali menjatuhkan janjinya

Aku akan selalu ada di sini
Mengusap gelontoran air matamu
Mendengarkanmu
Menyemangatimu

Hembusan  karbondioksida mu mulai tak beraturan
Bendungan matamu tak bisa menahannya lagi
Membasahi bajuku
Di bagian bahu..
Semakin deras
Kemudian terisak


Kamu menangis lagi.






Aku mohon, tersenyumlah, aku tak tahan melihatnya.





Dea Yusuf
Sumberjaya, 13 May 2016


CUKUP KAMU DISITU

Maaf aku tak sengaja merindukanmu
Senandung lagu itu yang mengingatkannya
Mengalun, terputar begitu saja pada playlistku.

Ingat pertemuan pertama kita?
Hanya itu memori yang tidak bisa aku lupakan
Serapat mungkin aku menutupnya agar kamu tidak tahu.
Padahal, dada ini masih bergetar bila melihatmu
Hanya saja aku mengabaikannya, agar tidak terlalu tumbuh subur

Sampai malam ini,
Aku ingin bertemu kamu
Rasanya berbicara denganmu adalah obat penatku

Kemudian kesempatan bertemu itu pun datang
Aku berusaha mati-matian agar tak tertarik
Meyakinkan diriku, ini hanya pertemuan biasa
Tapi, apa daya, melihat sosokmu saja cukup membuat aku terpukau
Dan itu cukup membuatku tak bisa tidur semalaman

Tapi
Aku takut,
Takut jatuh kembali,
Aku capek jika harus menyusun kembali pecahan-pecahan hati ini.
Sudah hampir patah, bahkan bagian sisi hilang entah kemana.

Meski aku tahu,
Aku bukanlah seseorang yang kamu inginkan dalam hidupmu
Aku jauh dari itu,

Cukup kamu disitu,
Membiarkan aku mengagumi kamu
Membiarkan aku terpesona dengan senyummu
Aku sudah bahagia dengan itu.
Meskipun aku perlahan hampir sekarat menahan rindu ini.
Dan tolong jangan bersimpati,
Karena aku takut ini akan sia-sia jika itu terjadi.






Dea Yusuf

Sumberjaya, 2 May 2016

SEBAIT PUISI

Bertemu sekali saja,
Itu sudah cukup untukku.
Bertatap muka sekejap saja,
Itu akan membuatku mengerti.
Tak berlu berbicara,
Hanya goresan lengkung di bibirmu,
Sudah cukup berarti, berarti sekali

Kamu adalah sebuah keindahan.
Sebuah sajak yang sulit kutulis
Sebuah karya yang tak terlukis.
Aku mengerti jika kemudian kamu pergi.
Tanpa menoleh lagi.
Meski aku tahu terkadang kamu melirik.
Memastikan aku baik-baik saja.
Memastikan hatimu tak terkilir lagi.

Mencinta seperih ini,
Merindu sekeras ini,
Kita hanya terpisah oleh sebait puisi
Yang sajaknya canggung untuk disuarakan.
Sehingga tak pernah selesai diciptakan.






Dea Yusuf,

Sumberjaya, 2 May 2016

SAMPAI KAPAN?

Hujan di sore hari..
Selalu saja menyisakan memori
Entah perasaaan bahagia, sedih, ataupun luka
Ketahuilah, Hujan tidak pernah mengeluh meski ia berkali-kali jatuh
Ia rela melakukannya untuk memberikan cintanya pada Bumi.

Mengairi sawah, memberi minum para ternak, menyuburkan tanaman, memberi habitat kehidupan pada makhluk air,
Indah sekali bukan?

Lalu kemudian dari cinta sang hujan,
Bumi memberikan bunga-bunga indah dari tanahnya,
seolah balasan dari cinta sang hujan, “ini untukmu”


Lalu Kamu?
Cinta seperti apa yang kamu punya?
Berharap orang yang kamu cintai membalas cintamu.
Kalau dia merasakan hal yang sama mungkin itu tak jadi masalah.
Jikalau dia merasakan sebaliknya, lalu kamu mau apa?
Mencintai juga berarti mengambil resiko untuk tak dicintai.

Cinta tak bisa dipaksakan!
Dia memiih bukan dipilih.
Memaksakan sama saja melihat diri sendiri hancur berkeping-keping.
Dan seterusnya, kamu berharap, berharap, dan berharap.
Berusaha menembus hatinya yang sekeras baja agar berlubang.

Sampai kapan!?
Sampai matamu lelah mengeja barisan keangkuhan hatinya dan bergelut dengan kesabaranmu sendiri?
Mungkin jika itu batu bisa kau lubangi dengan tetesan air,
Walaupun memakan waktu ratusan tahun.
Tapi, jika itu baja!?
Ia hanya akan berkarat lalu rusak tak berguna lagi.

Hakikat mencintai adalah memberi tanpa pamrih, tanpa alasan, tanpa ingin dibalas.
Kamu sama saja egois, jika mengharapkan orang yang tidak mencintaimu melakukan hal yang sama kepadamu.

Lihat, kan, hujan sore tadi?
Dia tidak meminta balasan apa-apa.
Tapi kemudian sang bunga yang kau tanam beberapa bulan lalu memekarkan bunganya.

Cinta itu memberi tanpa berpamrih.
Cintailah seseorang yang menginginkanmu,
Yang berharap bisa menjalani sisa hidupnya bersamamu,
Yang mau membantu mewujudkan cita-citamu,
Yang berbicara denganmu setelah pertengkaran,
Yang mampu merubah mood jelekmu setelah kamu memiliki hari yang buruk
Yang meluangkan waktu sibuknya hanya untuk berkabar denganmu.
Lalu tertawa pada leluconmu yang sama sekali tak lucu, karena dia bahagia hanya dengan mendengarmu berbicara


Cinta itu saling menghargai dan saling ingin memiliki.
Dan aku, cukup bahagia dengan mencintaimu.


Dea yusuf,
Sumberjaya, 25 April 2016

Fabula

Menyenangkan sekali.
Aku tidak pernah lupa bagaimana senyuman manismu dulu pernah membekukan waktuku.
Aku tidak pernah lupa bagaimana tingkah lucumu yang polos . gemas sekali.
tapi semua harus terhenti saat kejenuhan melanda sebuah hubungan.

aku jenuh sejenuh jenuhnya, mengingatmu saja terkadang membuatku sakit kepala.
Perasaan ingin bebas dan menghindar itu sangat kuat sekali.
tetapi aku tidak pernah menceritakan ini padamu, aku takut kamu sakit hati.
senyum ini terkadang palsu.

Aku tidak benar-benar menyukaimu, sedari dulu aku memang tidak sepenuh hati.
dari situ kadang ceritamu jadi terdengar membosankan. candaanmu pun terasa garing.
entah apa yang salah dengan aku, atau kamu.

sampai suatu hari, aku memutuskan untuk menceritakan ini semua padamu.
aku tak ingin menyimpan ini sendirian.
aku mulai dengan basa basi, tersenyum sedikit, lalu aku menceritakannya padamu.
"Aku mau kita putus"
tak kusangka aku mampu mengatakannya, lirih sekali aku tak sanggup menatap matamu.
pelan, namun aku yakin itu bisa mengguncang seluruh hatimu.

lalu kemudian reaksi selanjutnya membuatku terkejut.
aku tak menyangka kau akan tersenyum.
"baiklah, terimakasih sudah ada di hidupku"
kemudian kau pun beranjak pergi.

Beberapa waktu memang aku pikir keputusan ini tepat berpisah denganmu.
sampai kemudian aku mulai merindukanmu.
aku tanyakan apa kabarmu,
Kau menjawab ala kadarnya
percakapan Via pesan singkat itu pun berlangsung singkat dan hambar.

Aku mulai merutuki diri sendiri, betapa bodohnya melepas wanita sepertimu
kenapa rasa itu datang justru setelah kamu pergi?
sudah percuma, nasi sudah menjadi bubur, pepatah usang terngiang-ngiang di kepalaku

dan kini sebuah undangan terselip di bawah pintu masuk rumahku.
aku tersenyum melihat nama yang tertera disana.
ada namamu, dan tentu saja calon suamimu.
aku menyimpannya di atas meja ruang tamu.
'mungkin terjatuh' pikirku
aku masih belum selesai  mengurus kelengkapan suratnya.

maafkan aku soal dahulu, aku berjanji, itu terakhir kali aku membuatmu sakit hati.
dan nanti aku akan menjagamu sampai mati, calon istriku.



oleh : Dhea X. Near
12 Januari 2016

CORETAN AWAL TAHUN!

Januari 2016.
Tidak terasa, yah? ini sudah tahun 2016.
dulu, ketika milenium 2000 baru dimulai, banyak orang memprediksi tentang kemajuan tekhnologi.
dari mulai mobil bisa terbang, peran manusia yang mulai di gantikan oleh robot. dan khayalan euporia kedatangan zaman baru yang sebenarnya bumi kita semakin tua renta.
tapi Aku, sebenarnya tak berharap lebih, aku hanya ingin cepat menikah dan punya penghasilan layak. bukan berarti aku tak punya cita-cita dan semangat buat bermimpi. aku punya cita-cita yang tinggi, yang sebenarnya harus kalian ketahui,  aku adalah seorang pemimpi yang handal. suatu hari aku pernah bermimpi bertemu artis dangdut idola, dan setelah aku bangun, aku sadar itu mimpi. dan aku sedikit kecewa. absurd memang.

Sebelum tahun 2016, tahun sebelumnya targetku jelas, lulus kuliah.
untuk tahun ini mungkin aku harus sedikit bersabar dengan harapanku (kebanyakan orang bilang, Resolusi).
suatu rencana besar sudah ada dalam kepalaku. Tapi, butuh proses dan dana yang tidak kecil untuk mewujudkannya dan aku tidak bisa sendirian melakukannya, aku butuh beberapa orang dalam satu tim. tapi dikarenakan itu semua belum memenuhi kriteria, aku mempersempit rencana itu menjadi lebih sederhana.

Aku type manusia yang bekerja individu, pekerjaan tim hanya membuatku repot, kecuali di timku punya cara kerja yang sama denganku, terdengar egois dan sok pintar memang, tapi aku lebih senang menanggung resiko yang kubuat sendiri. maka dari itulah rencana besarku belum terealisasi.

rencana yang sudah aku persempit tersebut masih mentok dengan kekuranganku berkomunikasi, aku punya mental jelek dalam bersosialisasi, aku introvert!(kebanyakan teman-temanku tak mengakui ini) menyebalkan. aku malas terlibat dengan pembicaraan yang panjang lebar, aku lebih suka langsung menuju inti, padahal sebuah basa basi sangat penting untuk kelancaran komunikasi.
aku harus mengandalkan orang lain lagi dalam hal ini.

hhh.. setidaknya aku punya recana dan cita-cita, untuk menjalankan itu semua butuh strategi matang dan sebuah cetak biru langkah-langkah yang akan di ambil. Ribuan orang diluar sana mungkin punya masalah yang sama atau malah lebih besar dari yang aku hadapi, bersyukurlah, dan harus selalu jadi cermin agar aku tidak salah jalan.

2016, aku siap!


Dhea X. Near

Dhea X. Near
Me

About Me

Gue Dhea,Pecinta sajak, Penyuka Dream Theater, Fans Manchester City, seorang konsultan komputer, calon penulis berbakat, seorang calon bisnisman, calon ayah yang baik, dan calon profesor. (aaaamiinn) :D

Followers

Katakan saja!

Contact Me:

Email: dheax.near@gmail.com
Email 2 : big.trouble.generation@gmail.com
Twitter : @dheaxnear
Facebook : Dhea X. Near

Popular Post

Dea Yusuf. Powered by Blogger.

ups

No Copy

- Copyright © Duniaku, Duniamu, Dunia kita - Metrominimalist - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -