Posted by : Unknown 28 Nov 2013

Darahku mengalir deras di nadiku. Mengalir lembut memenuhi relung urat sarafku.
Adinda, pernahkah kau merasakan Cinta?
Sejuta makna yang memeluk indah jiwa, hingga seribu rasa menyatu dalam hati.
Sejuta perasaan yang bercampur aduk dalam raga, menyatu hingga menimbulkan sejuta pelangi dalam hati

Adinda, pernahkah kau merasakan sakit hati?
Saat dimana kehilangan seseorang yang kau sayangi.
Saat seseorang yang sangat dekat denganmu berbalik meninggalkanmu.
Seribu perasaan bingung, marah, takut, kecewa, dan entah apalagi berubah menusuk ke relung hati.

Cinta selalu menyediakan cerita yang berlawanan.
Ada senang tentu ada sedih.
Ada cemburu dan ada rasa dihargai
Ada cinta ada juga benci
Ada kehilangan tentu ada yang beruntung telah mendapatkan seseorang.
Begitupun cinta kita, Adinda.
Berjuta rasa penuh makna, beradu dalam hati kita.
Menimbulkan rona merah muda yang menampakan keindahan.

Tapi Adinda…

Akankah rasa ini memuai?
Menguap bagai embun yang menempel pada kaca?
Hingga kita berdua menyalahkan waktu atau jarak yang memisahkan kita?
Semoga saja cinta kita lebih kuat dari sekedar  embun yang menempel pada kaca dipagi hari
Dari hanya sekedar jarak yang seharusnya tak perlu jadi celah permasalahan kita.

Adinda..

Terkadang waktupun begitu iri dengan kuatnya cinta kita.
Terkadang ia memberikan seseorang diantara celah kejenuhan kita.
Terkadang ia memberikan keraguan diantara celah keyakinan kita.

Apakah KAU akan bertahan, Adinda?

Apakah AKU akan bertahan, Adinda?

Sehingga cerita-cerita biasa tentang berjuta pasangan yang memutuskan mengakhiri cinta mereka
Akan terjadi pada kita?

Ohh mungkinkah suratan takdir kita berbeda Adinda?
Sehingga namaku hanya akan menjadi nama yang pernah kau kenal dahulu.
Sehingga namamu hanya akan menjadi cerita dikehidupan masa mudaku?
Semoga saja ini akan bertahan, Adinda.
Sekuat hatiku bisa bertahan,
Sekuat hatimu dan ketulusanmu.

Menarik, bukan?

Apakah kita akan berjudi dengan waktu?
Mempertaruhkan  nama kita dan memastikan apakah takdir kita sama?
Apakah perlu?
Ataukah kita hanya perlu menunggu, Adinda?

Lagi-lagi kita berjudi dengan waktu menunggu dia memutarkan bagian yang kita tunggu.
Memilihkan bagian takdir yang terbaik untuk kita berdua.
Menaruh harapan dan impian padanya.

Adinda, sudahlah, dunia tak abadi.
Ilalang tak akan pernah menjadi pohon yang rindang.
Semua berjalan seperti yang dituliskan-Nya.
Kita tak perlu berjudi dengan waktu atau siapapun.
Yang kita perlukan adalah keikhlasan dan kepasrahan pada-Nya.



Hingga saat itu tiba, aku akan menemanimu menemui takdirnya.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Dhea X. Near

Dhea X. Near
Me

About Me

Gue Dhea,Pecinta sajak, Penyuka Dream Theater, Fans Manchester City, seorang konsultan komputer, calon penulis berbakat, seorang calon bisnisman, calon ayah yang baik, dan calon profesor. (aaaamiinn) :D

Followers

Katakan saja!

Contact Me:

Email: dheax.near@gmail.com
Email 2 : big.trouble.generation@gmail.com
Twitter : @dheaxnear
Facebook : Dhea X. Near

Popular Post

Dea Yusuf. Powered by Blogger.

ups

No Copy

- Copyright © Duniaku, Duniamu, Dunia kita - Metrominimalist - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -