- Back to Home »
- awal tahun , Heart , kenangan , Poem , rindu , sajak , senja , Write »
- Fabula
Menyenangkan sekali.
Aku tidak pernah lupa bagaimana senyuman manismu dulu pernah membekukan waktuku.
Aku tidak pernah lupa bagaimana tingkah lucumu yang polos . gemas sekali.
tapi semua harus terhenti saat kejenuhan melanda sebuah hubungan.
aku jenuh sejenuh jenuhnya, mengingatmu saja terkadang membuatku sakit kepala.
Perasaan ingin bebas dan menghindar itu sangat kuat sekali.
tetapi aku tidak pernah menceritakan ini padamu, aku takut kamu sakit hati.
senyum ini terkadang palsu.
Aku tidak benar-benar menyukaimu, sedari dulu aku memang tidak sepenuh hati.
dari situ kadang ceritamu jadi terdengar membosankan. candaanmu pun terasa garing.
entah apa yang salah dengan aku, atau kamu.
sampai suatu hari, aku memutuskan untuk menceritakan ini semua padamu.
aku tak ingin menyimpan ini sendirian.
aku mulai dengan basa basi, tersenyum sedikit, lalu aku menceritakannya padamu.
"Aku mau kita putus"
tak kusangka aku mampu mengatakannya, lirih sekali aku tak sanggup menatap matamu.
pelan, namun aku yakin itu bisa mengguncang seluruh hatimu.
lalu kemudian reaksi selanjutnya membuatku terkejut.
aku tak menyangka kau akan tersenyum.
"baiklah, terimakasih sudah ada di hidupku"
kemudian kau pun beranjak pergi.
Beberapa waktu memang aku pikir keputusan ini tepat berpisah denganmu.
sampai kemudian aku mulai merindukanmu.
aku tanyakan apa kabarmu,
Kau menjawab ala kadarnya
percakapan Via pesan singkat itu pun berlangsung singkat dan hambar.
Aku mulai merutuki diri sendiri, betapa bodohnya melepas wanita sepertimu
kenapa rasa itu datang justru setelah kamu pergi?
sudah percuma, nasi sudah menjadi bubur, pepatah usang terngiang-ngiang di kepalaku
dan kini sebuah undangan terselip di bawah pintu masuk rumahku.
aku tersenyum melihat nama yang tertera disana.
ada namamu, dan tentu saja calon suamimu.
aku menyimpannya di atas meja ruang tamu.
'mungkin terjatuh' pikirku
aku masih belum selesai mengurus kelengkapan suratnya.
maafkan aku soal dahulu, aku berjanji, itu terakhir kali aku membuatmu sakit hati.
dan nanti aku akan menjagamu sampai mati, calon istriku.
oleh : Dhea X. Near
12 Januari 2016