Archive for January 2016
Fabula
Menyenangkan sekali.
Aku tidak pernah lupa bagaimana senyuman manismu dulu pernah membekukan waktuku.
Aku tidak pernah lupa bagaimana tingkah lucumu yang polos . gemas sekali.
tapi semua harus terhenti saat kejenuhan melanda sebuah hubungan.
aku jenuh sejenuh jenuhnya, mengingatmu saja terkadang membuatku sakit kepala.
Perasaan ingin bebas dan menghindar itu sangat kuat sekali.
tetapi aku tidak pernah menceritakan ini padamu, aku takut kamu sakit hati.
senyum ini terkadang palsu.
Aku tidak benar-benar menyukaimu, sedari dulu aku memang tidak sepenuh hati.
dari situ kadang ceritamu jadi terdengar membosankan. candaanmu pun terasa garing.
entah apa yang salah dengan aku, atau kamu.
sampai suatu hari, aku memutuskan untuk menceritakan ini semua padamu.
aku tak ingin menyimpan ini sendirian.
aku mulai dengan basa basi, tersenyum sedikit, lalu aku menceritakannya padamu.
"Aku mau kita putus"
tak kusangka aku mampu mengatakannya, lirih sekali aku tak sanggup menatap matamu.
pelan, namun aku yakin itu bisa mengguncang seluruh hatimu.
lalu kemudian reaksi selanjutnya membuatku terkejut.
aku tak menyangka kau akan tersenyum.
"baiklah, terimakasih sudah ada di hidupku"
kemudian kau pun beranjak pergi.
Beberapa waktu memang aku pikir keputusan ini tepat berpisah denganmu.
sampai kemudian aku mulai merindukanmu.
aku tanyakan apa kabarmu,
Kau menjawab ala kadarnya
percakapan Via pesan singkat itu pun berlangsung singkat dan hambar.
Aku mulai merutuki diri sendiri, betapa bodohnya melepas wanita sepertimu
kenapa rasa itu datang justru setelah kamu pergi?
sudah percuma, nasi sudah menjadi bubur, pepatah usang terngiang-ngiang di kepalaku
dan kini sebuah undangan terselip di bawah pintu masuk rumahku.
aku tersenyum melihat nama yang tertera disana.
ada namamu, dan tentu saja calon suamimu.
aku menyimpannya di atas meja ruang tamu.
'mungkin terjatuh' pikirku
aku masih belum selesai mengurus kelengkapan suratnya.
maafkan aku soal dahulu, aku berjanji, itu terakhir kali aku membuatmu sakit hati.
dan nanti aku akan menjagamu sampai mati, calon istriku.
oleh : Dhea X. Near
12 Januari 2016
Aku tidak pernah lupa bagaimana senyuman manismu dulu pernah membekukan waktuku.
Aku tidak pernah lupa bagaimana tingkah lucumu yang polos . gemas sekali.
tapi semua harus terhenti saat kejenuhan melanda sebuah hubungan.
aku jenuh sejenuh jenuhnya, mengingatmu saja terkadang membuatku sakit kepala.
Perasaan ingin bebas dan menghindar itu sangat kuat sekali.
tetapi aku tidak pernah menceritakan ini padamu, aku takut kamu sakit hati.
senyum ini terkadang palsu.
Aku tidak benar-benar menyukaimu, sedari dulu aku memang tidak sepenuh hati.
dari situ kadang ceritamu jadi terdengar membosankan. candaanmu pun terasa garing.
entah apa yang salah dengan aku, atau kamu.
sampai suatu hari, aku memutuskan untuk menceritakan ini semua padamu.
aku tak ingin menyimpan ini sendirian.
aku mulai dengan basa basi, tersenyum sedikit, lalu aku menceritakannya padamu.
"Aku mau kita putus"
tak kusangka aku mampu mengatakannya, lirih sekali aku tak sanggup menatap matamu.
pelan, namun aku yakin itu bisa mengguncang seluruh hatimu.
lalu kemudian reaksi selanjutnya membuatku terkejut.
aku tak menyangka kau akan tersenyum.
"baiklah, terimakasih sudah ada di hidupku"
kemudian kau pun beranjak pergi.
Beberapa waktu memang aku pikir keputusan ini tepat berpisah denganmu.
sampai kemudian aku mulai merindukanmu.
aku tanyakan apa kabarmu,
Kau menjawab ala kadarnya
percakapan Via pesan singkat itu pun berlangsung singkat dan hambar.
Aku mulai merutuki diri sendiri, betapa bodohnya melepas wanita sepertimu
kenapa rasa itu datang justru setelah kamu pergi?
sudah percuma, nasi sudah menjadi bubur, pepatah usang terngiang-ngiang di kepalaku
dan kini sebuah undangan terselip di bawah pintu masuk rumahku.
aku tersenyum melihat nama yang tertera disana.
ada namamu, dan tentu saja calon suamimu.
aku menyimpannya di atas meja ruang tamu.
'mungkin terjatuh' pikirku
aku masih belum selesai mengurus kelengkapan suratnya.
maafkan aku soal dahulu, aku berjanji, itu terakhir kali aku membuatmu sakit hati.
dan nanti aku akan menjagamu sampai mati, calon istriku.
oleh : Dhea X. Near
12 Januari 2016
12 Jan 2016
Posted by
Unknown
CORETAN AWAL TAHUN!
Januari 2016.
Tidak terasa, yah? ini sudah tahun 2016.
dulu, ketika milenium 2000 baru dimulai, banyak orang memprediksi tentang kemajuan tekhnologi.
dari mulai mobil bisa terbang, peran manusia yang mulai di gantikan oleh robot. dan khayalan euporia kedatangan zaman baru yang sebenarnya bumi kita semakin tua renta.
tapi Aku, sebenarnya tak berharap lebih, aku hanya ingin cepat menikah dan punya penghasilan layak. bukan berarti aku tak punya cita-cita dan semangat buat bermimpi. aku punya cita-cita yang tinggi, yang sebenarnya harus kalian ketahui, aku adalah seorang pemimpi yang handal. suatu hari aku pernah bermimpi bertemu artis dangdut idola, dan setelah aku bangun, aku sadar itu mimpi. dan aku sedikit kecewa. absurd memang.
Sebelum tahun 2016, tahun sebelumnya targetku jelas, lulus kuliah.
untuk tahun ini mungkin aku harus sedikit bersabar dengan harapanku (kebanyakan orang bilang, Resolusi).
suatu rencana besar sudah ada dalam kepalaku. Tapi, butuh proses dan dana yang tidak kecil untuk mewujudkannya dan aku tidak bisa sendirian melakukannya, aku butuh beberapa orang dalam satu tim. tapi dikarenakan itu semua belum memenuhi kriteria, aku mempersempit rencana itu menjadi lebih sederhana.
Aku type manusia yang bekerja individu, pekerjaan tim hanya membuatku repot, kecuali di timku punya cara kerja yang sama denganku, terdengar egois dan sok pintar memang, tapi aku lebih senang menanggung resiko yang kubuat sendiri. maka dari itulah rencana besarku belum terealisasi.
rencana yang sudah aku persempit tersebut masih mentok dengan kekuranganku berkomunikasi, aku punya mental jelek dalam bersosialisasi, aku introvert!(kebanyakan teman-temanku tak mengakui ini) menyebalkan. aku malas terlibat dengan pembicaraan yang panjang lebar, aku lebih suka langsung menuju inti, padahal sebuah basa basi sangat penting untuk kelancaran komunikasi.
aku harus mengandalkan orang lain lagi dalam hal ini.
hhh.. setidaknya aku punya recana dan cita-cita, untuk menjalankan itu semua butuh strategi matang dan sebuah cetak biru langkah-langkah yang akan di ambil. Ribuan orang diluar sana mungkin punya masalah yang sama atau malah lebih besar dari yang aku hadapi, bersyukurlah, dan harus selalu jadi cermin agar aku tidak salah jalan.
2016, aku siap!
Tidak terasa, yah? ini sudah tahun 2016.
dulu, ketika milenium 2000 baru dimulai, banyak orang memprediksi tentang kemajuan tekhnologi.
dari mulai mobil bisa terbang, peran manusia yang mulai di gantikan oleh robot. dan khayalan euporia kedatangan zaman baru yang sebenarnya bumi kita semakin tua renta.
tapi Aku, sebenarnya tak berharap lebih, aku hanya ingin cepat menikah dan punya penghasilan layak. bukan berarti aku tak punya cita-cita dan semangat buat bermimpi. aku punya cita-cita yang tinggi, yang sebenarnya harus kalian ketahui, aku adalah seorang pemimpi yang handal. suatu hari aku pernah bermimpi bertemu artis dangdut idola, dan setelah aku bangun, aku sadar itu mimpi. dan aku sedikit kecewa. absurd memang.
Sebelum tahun 2016, tahun sebelumnya targetku jelas, lulus kuliah.
untuk tahun ini mungkin aku harus sedikit bersabar dengan harapanku (kebanyakan orang bilang, Resolusi).
suatu rencana besar sudah ada dalam kepalaku. Tapi, butuh proses dan dana yang tidak kecil untuk mewujudkannya dan aku tidak bisa sendirian melakukannya, aku butuh beberapa orang dalam satu tim. tapi dikarenakan itu semua belum memenuhi kriteria, aku mempersempit rencana itu menjadi lebih sederhana.
Aku type manusia yang bekerja individu, pekerjaan tim hanya membuatku repot, kecuali di timku punya cara kerja yang sama denganku, terdengar egois dan sok pintar memang, tapi aku lebih senang menanggung resiko yang kubuat sendiri. maka dari itulah rencana besarku belum terealisasi.
rencana yang sudah aku persempit tersebut masih mentok dengan kekuranganku berkomunikasi, aku punya mental jelek dalam bersosialisasi, aku introvert!(kebanyakan teman-temanku tak mengakui ini) menyebalkan. aku malas terlibat dengan pembicaraan yang panjang lebar, aku lebih suka langsung menuju inti, padahal sebuah basa basi sangat penting untuk kelancaran komunikasi.
aku harus mengandalkan orang lain lagi dalam hal ini.
hhh.. setidaknya aku punya recana dan cita-cita, untuk menjalankan itu semua butuh strategi matang dan sebuah cetak biru langkah-langkah yang akan di ambil. Ribuan orang diluar sana mungkin punya masalah yang sama atau malah lebih besar dari yang aku hadapi, bersyukurlah, dan harus selalu jadi cermin agar aku tidak salah jalan.
2016, aku siap!