Archive for October 2012
Nafas
Belahan Jiwa, dengar kan ini, mungkin harapan ini berharap sangat tinggi,
Indah membayang di kelopak mata.
Sejuta rasa membuncah menggelora dalam dada.
Namamu kusebut ribuan kali dalam diam ku.
Sedetik waktu, Seribu tahun ku rasakan.
Aku ingin berterus terang,
Aku inginkan kamu.
Ketika surya membelah kegelapan.
Angin-angin berarak menyongsong fajar pagi.
Takdir waktu semoga saja.
Dulu, takdir itu yang mempertemukan kita.
Dan aku mencoba melihat kedalam hatimu,
Mencoba merasakan getaran cinta yang sempat aku rasakan dalam diammu.
Mencoba menebak isi hatimu yang sempat berkelebat dalam khayalku
Desiran darah ini penuh dengan aroma cinta,
Tak terasa embun mulai menetes di ujung dedaunan
Sebening mata yang kamu punya.
Sesegar Cinta yang kamu tawarkan.
Seandainya aku bisa menahan waktu.
Ingin kudekap erat.
Tak ingin lepaskan ikatan ini.
Senja berubah rona.
Kelabu, hitam, pekat, gelap.
Namun cintaku hanya kamu.
Dalam diamku,
Aku Cinta padamu.
Indah membayang di kelopak mata.
Sejuta rasa membuncah menggelora dalam dada.
Namamu kusebut ribuan kali dalam diam ku.
Sedetik waktu, Seribu tahun ku rasakan.
Aku ingin berterus terang,
Aku inginkan kamu.
Ketika surya membelah kegelapan.
Angin-angin berarak menyongsong fajar pagi.
Takdir waktu semoga saja.
Dulu, takdir itu yang mempertemukan kita.
Dan aku mencoba melihat kedalam hatimu,
Mencoba merasakan getaran cinta yang sempat aku rasakan dalam diammu.
Mencoba menebak isi hatimu yang sempat berkelebat dalam khayalku
Desiran darah ini penuh dengan aroma cinta,
Tak terasa embun mulai menetes di ujung dedaunan
Sebening mata yang kamu punya.
Sesegar Cinta yang kamu tawarkan.
Seandainya aku bisa menahan waktu.
Ingin kudekap erat.
Tak ingin lepaskan ikatan ini.
Senja berubah rona.
Kelabu, hitam, pekat, gelap.
Namun cintaku hanya kamu.
Dalam diamku,
Aku Cinta padamu.
Dhea X. Near
31 Oktober 2012
"Happy 6 Month, Irenia"
Di Batas Senja
Lembayung di Batas senja
Ribuan penyokong langit mulai memudar warnanya
Burung-burung melandai kembali menuju sarang yang biasa
Para petani berkemas hendak pulang ke rumah mereka
Aku pun hendak menepi
Menepi dari segala kepahitan ini
Menepi dari segala kesusahan ini
Menuju dermaga yang dipenuhi tulisan-tulisan semrawut di dindingnya
Dan berakhir di Lembah hati yang dipenuhi dengan Anggrek Bulan atau semacamnya
Memori ini begitu panjang bagiku
Hingga ribuan asa tak juga binasa
Dirimu telah berkubang memenuhi takdirnya di hatiku
dipenuhi lumpur cinta dan asmara yang pekat mewarna
Sampailah pada suatu senja
Aku menatapnya, sampai sang raja hari hilang dan mengucapkan salam perpisahan
Takdir siapa yang tahu?
Mungkin saja esok mataku buta dan tak dapat melihatnya lagi
mungkin saja esok Matahari tak terbit lagi
atau..
mungkin saja esok aku.... MATI!!!
Dhea X. Near,
27 november 2011
Ribuan penyokong langit mulai memudar warnanya
Burung-burung melandai kembali menuju sarang yang biasa
Para petani berkemas hendak pulang ke rumah mereka
Aku pun hendak menepi
Menepi dari segala kepahitan ini
Menepi dari segala kesusahan ini
Menuju dermaga yang dipenuhi tulisan-tulisan semrawut di dindingnya
Dan berakhir di Lembah hati yang dipenuhi dengan Anggrek Bulan atau semacamnya
Memori ini begitu panjang bagiku
Hingga ribuan asa tak juga binasa
Dirimu telah berkubang memenuhi takdirnya di hatiku
dipenuhi lumpur cinta dan asmara yang pekat mewarna
Sampailah pada suatu senja
Aku menatapnya, sampai sang raja hari hilang dan mengucapkan salam perpisahan
Takdir siapa yang tahu?
Mungkin saja esok mataku buta dan tak dapat melihatnya lagi
mungkin saja esok Matahari tak terbit lagi
atau..
mungkin saja esok aku.... MATI!!!
Dhea X. Near,
27 november 2011
ANDROMEDA
Dan akhirnya hujan pun reda
Aku masih terpaku di sudut kesendirian ku
Menikmati percikan air yang turun setetes demi setetes dari atap
Angin malam menyelimuti ku
Menyusupkan dingin ke sela-sela kulitku
Masih Aku terbayang wajahmu
Kurindukan seberkas senyum di bibirmu
Senyuman yang hampir beku dimakan waktu
Memuntahkan memori kenangan dalam bejana cinta
Masihkah engkau melihat langit malam?
Bercerita tentang bintang-bintang kecil di atas sana?
Selalu Aku berkata "Bintang-bintang itu terlalu besar untuk kau sebut 'kecil'"
Tapi, kau tak pernah mendengarkannya
Malah kau asyik menyebutkan satu persatu galaksi yang kau hafal
Lalu bernyanyi kecil, hingga kau lupa kau sudah terlelap di bahuku
Masihkah kau ingat saat kau berkata
"Seandainya kau jauh setidaknya kabari aku"
saat itu Aku benar-benar berjanji
Kalau Aku tak akan pernah 'jauh' darimu
Tak akan pernah!
Apakah janji itu masih kau butuhkan saat ini?
Saat dimana kita sudah tak lagi saling berkata?
Saat dimana kita tak pernah tahu satu sama lain?
Saat dimana Aku tak tahu dimana kau sekarang?
Aku mencoba mencari jejak cinta kita dimasa lalu
Merangkai dan menyusunnya kembali dalam Puzzle yang tak pernah kita selesaikan
Dan Aku menaruhnya kembali di lorong hati yang paling gelap
Hujan kembali turun.
Mengaburkan bayangan wajahmu pada air yang tergenang
Mengembalikan Aku pada sudut keremangan ini
Menerobos gelap dan hujan yang sudah semakin deras
Aku tak tahu kemana Aku melangkah
Yang Aku tahu, Aku hanya ingin berlari.
Yang Aku tahu, Aku hanya ingin pergi.
Dhea X. Near
19 Januari 2012
Aku masih terpaku di sudut kesendirian ku
Menikmati percikan air yang turun setetes demi setetes dari atap
Angin malam menyelimuti ku
Menyusupkan dingin ke sela-sela kulitku
Masih Aku terbayang wajahmu
Kurindukan seberkas senyum di bibirmu
Senyuman yang hampir beku dimakan waktu
Memuntahkan memori kenangan dalam bejana cinta
Masihkah engkau melihat langit malam?
Bercerita tentang bintang-bintang kecil di atas sana?
Selalu Aku berkata "Bintang-bintang itu terlalu besar untuk kau sebut 'kecil'"
Tapi, kau tak pernah mendengarkannya
Malah kau asyik menyebutkan satu persatu galaksi yang kau hafal
Lalu bernyanyi kecil, hingga kau lupa kau sudah terlelap di bahuku
Masihkah kau ingat saat kau berkata
"Seandainya kau jauh setidaknya kabari aku"
saat itu Aku benar-benar berjanji
Kalau Aku tak akan pernah 'jauh' darimu
Tak akan pernah!
Apakah janji itu masih kau butuhkan saat ini?
Saat dimana kita sudah tak lagi saling berkata?
Saat dimana kita tak pernah tahu satu sama lain?
Saat dimana Aku tak tahu dimana kau sekarang?
Aku mencoba mencari jejak cinta kita dimasa lalu
Merangkai dan menyusunnya kembali dalam Puzzle yang tak pernah kita selesaikan
Dan Aku menaruhnya kembali di lorong hati yang paling gelap
Hujan kembali turun.
Mengaburkan bayangan wajahmu pada air yang tergenang
Mengembalikan Aku pada sudut keremangan ini
Menerobos gelap dan hujan yang sudah semakin deras
Aku tak tahu kemana Aku melangkah
Yang Aku tahu, Aku hanya ingin berlari.
Yang Aku tahu, Aku hanya ingin pergi.
19 Januari 2012